Slide 1: Trimakasih Blogspot

Dosen Teologi Berkreasi dalam GoBlog 2016 dalam Bahan Ajar Online

Slide 2:Mari Berkarya Online

Kabahagiaan Berkreasi dan Berinovasi sebagai Dosen GoBlog (Dosen ngeblog)

Slide 3: Blog Memberi Peluang Berinovasi dan Berkreasi

Kreasi Dr. Yonas Muanley, M.Th. Sebagai Blogger

Slide 4: Keindahan

Kreativitas dan Inovasi Menyongsong 2016

Slide 5: Wisuda

Hasil Mengajar dari kota ke kota

loading...

Tuesday, April 26, 2016

Soal UAS Apologetika

Soal Ujian Apologetika secara Online.
Jelaskan soal-soal berikut ini dalam konteks Anda sebagai mahasiswa.

1. Apakah Apologetika merupakan tanggungjawab semua orang Kristen?
2. Bagaimana hubungan apologetika dan penginjilan?
3. Bagaimana pendapat Anda tentang Apologetika yang dikawal Iman dan dilindungi Kasih?

Jawaban secara Online melalui fasilitas kolom kementar.

Tuesday, March 29, 2016

Menjadi publisher popcashnet

Pagi ini kembali saya posting sebuah berita tentang kerjasama yang saling menguntungkan yang saya lakukan melalui blog Bahan Ajar Online Apologetika dengan Popcash atau PopCash.Net - The Popunder Network. Website ini bekerja sama dengan siapa saja yang mau menjadi publisher di blog atau menerbitkan iklan dari para pemilik produk yang ada di popcash. Saya lakukan ini untuk memperkaya kerja sama melalui penyedia program “Publisher”. Melalui kerjasama ini pasti ada manfaat. Manfaatnya adalah blog terindeks google karena website popcash sangat di kenal di dunia online. Selain itu karya melalui blog dapat dibaca oleh siapa saja di seluruh dunia, dengan demikian maka saya telah berusaha menjadi berguna bagi orang lain. Tujuan lain yang lebih besar adalah mendapat dollar sebagai bagian dari doa: “Berikanlah kami hari ini makanan/rejeki yang secukupnya”. Ini doa ilahi, doa sulung dari si sulung dari Asia (Yerusalem). Doa ini masuk dalam urutan pengajaran Yesus Kristus. Itulah sebabnya saya dengan segenap kemampuan sebagai manusia yang “segambar dan serupa dengan Allah” memberdayakan kemampuan sebagai manusia yang punya kreativitas dan inovasi melalui “Blog”. Saya sering menyebut “GoBlog”. Menjadi dosen GoBlog. GoBlog dapat kita lakukan untuk banyak hal yang saling memberi manfaat bagi sesama. Dalam postingan pagi ini saya ingin bercerita kepada siapa saja yang mengunjungi blog ini yaitu tentang “PUBLISHER”. Salah satu web terbaik (menurut penilian saya) yaitu POPCASH yang menyediakan peluang bagi siapa saja yang menggunakan website, khususnya blog untuk menjadi publisher. Kelebihan dari POPCASH adalah menerima lebih dari satu blog. Saya sudah mendaftar 20 blog milik saya, hebatnya semuannya diterima dalam proses waktu yang tidak terlalu lama. Bahkan semalam tanggal 29 Maret 2016 saya mendaftar tiga blog berselang beberapa menit langsung diaprove dan diterima. Kalau sudah diterima maka kita dapat kopi kode iklan ke halaman blig kita. Saya akan mendaftarkan blog yang saya buat ke POPCASH sepanjang kuoto masih memungkinkan. Jadi kalau ada punya blog yang banyak dan daftarkan ke POPCASH, waaaaau pasti dapat dollar yang membuat kita tersenyum. Kelebihan lain yakni perkembangan penghasilan dalam bentuk dollar langsung kita tahu melalui halaman dasbor. Mengetahui perolehan dollar membuat semangat dalam menulis di blog. Silakan teman-teman blogger mendaftar jadi publisher di POPCASH.NET dan lihat hasilnya, yaitu berapa dollar yang mulai diperoleh. Anda bisa lihat sendiri. Inilah kelebihan dari POPCASH.NET.Silakan mendaftar jadi publisher melalui link ini. KLIK DISINI Semoga berguna

Monday, February 29, 2016

Soal Ujian Tengah Semester

Mahasiswa dapat menjawab soal dalam dua cara: Pertama jawaban secara online melalui komentar atau di fasilitas google plus. Kedua yakni melalui lembaran jawaban secara manual. Soal ujian diposting tanggal, 1 Maret 2016 pukul 07.57. Ujian dimulai Jam 08.00 WIB.

Soal.

1. Apa itu Filsafat?

2. Apa itu Apologetika?

3. Apa itu filsafat Apologetika Kristen?

4. Bagaimana pendapat Anda tentang pendekatan apologetika Yustinus Martir yaitu pendekatan logos? dan "firman yang berbuah"

5. Jelaskan pengertian apologetika dalam terminologi Apologetika sebagai Ilmu Mandiri dalam Teologi

6. Bagaimana bentuk pelaksanaan Apologetika Kristen?

Selamat menjawab

Dosen GoBlog Filsafat Apologetika

Yonas Muanley

Sunday, January 24, 2016

Tujuan Berapologetika

Kompetensi Dasar 6 Menjelaskan Tujuan apologetik Apologetik Kristen tidak dilakukan tanpa tujuan melainkan memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Apaologetika Kristen bertujuan untuk membela berita Injil terhadap kritik dan distorsi, baik karena penyalahgunaan maupun penyalahtafsiran Alkitab. 2. Apaologetika Kristen bertujuan untuk menyaksikan kredibilitas iman Kristen; membongkar dan menghancurkan (merombak) ajaran-ajaran yang salah. 3. Apaologetika Kristen bertujuan untuk mempertahankan dan tetap memberitakan ajaran yang benar. 4. Apaologetika Kristen bertujuan untuk membentangkan seluas-luasnya wawasan (worldview) iman Kristen. Tujuan Politis Apologetika Kristen. 1. Apologetika Kristen merupakan tindakan etis terstruktur yang mempunyai tujuan yang berhubungan erat dengan keberadaan orang Kristen dalam lingkup masyarakat dalam wilayah kekuasaan politik suatu pemerintahan. Dalam hal ini, tujuan politis dari apologetik Kristen yaitu melalui apologetika yang dilakukan orang Kristen supaya orang Kristen memperoleh toleransi dan pengakuan hak yuridis akan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Upaya ini sangat dibutuhkan, khususnya bagi orang Kristen yang hidup di lingkungan mayoritas non Kristen. 2. Melalui apologetika Kristen, kita mempertanggungjawabkan kepada sesame yang tidak seiman akan hal yang benar tentang iman Kristen agar masyarakat dapat mengerti apa yang diyakini oleh orang Kristen sehingga orang lain tidak salah paham, dengan harapan agar kita dapat hidup dan bekerja sama dengan mereka dalam suasana penuh toleransi. Akan tetapi perlu dipertegas bahwa bahwa bekerja sama dan bertoleransi bukanlah sinkretisme. Bertoleransi artinya menghormati keberadaan ajaran agama lain tanpa harus melunturkan apalagi mengorbankan kebenaran ajaran iman kita. Tujuan Spiritual Apologetika Kristen Pelaksanaan apologetika Kristen membutuhkan keberanian rohani yang besar dan benar. Keberanian ini tidak didasarkan pada ego manusia tetapi harus dilandasi oleh kenyataan, sejarah dan relevansi ajaran iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya secara spiritual, keberanian berapologetik Kristen dapat terlaksana karena Allah telah menyatakan diri-Nya di dalam dan melalui firman-Nya. Kebenaran inilah yang mengubah kualitas spiritual orang Kristen sehingga melalui pengenalan dan pengalaman yang benar bersama Allah sumber kebenaran dapat mendorong orang Kristen untuk memberanikan dan memampukan orang Kristen untuk melakukan pembelaan atau pertanggungjawaban atas kebenaran iman Kristen.

Hubungan Apologetika dengan Penginjilan dan Metode Apologetika

Kompetensi Dasar Ke-4 Hubungan Apologetika dengan Penginjilan dan Metode Apologetika 1. Hubungan Apologetika dengan Penginjilan Bagaimana Apakah Apologetics Berkaitan dengan Penginjilan? Penginjilan umumnya dipahami berbagi proklamasi atau pemberitaan tentang kabar baik (Injil) tentang Yesus Kristus. Dalam hal ini, apologetika (pembelaan/pertanggungjawaban iman) dapat dipandang sebagai pra-penginjilan atau sebagai bagian dari proses penginjilan. Pendekatan demikian akan meminimalisasi hambatan untuk kepercayaan dan mempersiapkan tanah untuk benih Injil yang akan ditaburkan. Sangat penting untuk tidak menceraikan apologetik dari penginjilan. Hal ini tidak mungkin bahwa orang yang memiliki keberatan intelektual terhadap keberadaan Tuhan atau historisitas Yesus akan menerima pesan Injil, dan apologetika akan membantu untuk menghilangkan hambatan-hambatan ini dengan menarik penalaran intelektual. Pada saat yang sama, seseorang bisa menjadi intelektual yakin kredibilitas dan bahkan kebenaran iman Kristen tapi masih tidak menjadi orang Kristen. Injil tidak hanya untuk pikiran, juga menarik bagi emosi dan, yang paling penting dari semua, untuk kehendak. Konversi terjadi ketika pikiran, hati dan kemauan yang menyerah kepada Allah dalam pertobatan dan iman. Karena itu sering akan lebih bijaksana untuk membagikan Injil seperti yang kita terlibat dalam argumen menyesal. 2. Metode Apologetics: Apologetika yang dikawal Iman dan dilindungi Kasih Ada banyak cara yang berbeda untuk mendekati tugas apologetika dan tidak selalu mudah untuk mengklasifikasikan pendekatan yang berbeda. Tidak ada satu skema klasifikasi keuntungan dukungan universal. Dua kemungkinan cara mengelompokkan pendekatan umum adalah: Tergantung pada cara argumen yang dibangun 1. Metode Klasik (misalnya William Lane Craig, RC Sproul, Norman Geisler, Stephen T. Davis, Richard Swinburne) Bertujuan untuk membangun teisme melalui argumen dari alam maka untuk menyajikan bukti-bukti untuk membuktikan bahwa Kristen adalah versi yang benar dari teisme. Sebagian pendukung metode ini mengklaim bahwa tidak ada gunanya menyajikan argumen dari bukti sejarah sampai orang telah memeluk pandangan dunia teistik karena mereka akan selalu menafsirkannya berdasarkan pandangan dunia mereka sendiri. 2. Metode Pembuktian (misalnya Gary R. Habermas, John W. Montgomery, Clark Pinnock, Wolfhart Pannenberg) Menggunakan argumen baik historis dan filosofis tetapi berfokus terutama pada bukti-bukti sejarah dan lainnya untuk kebenaran Kristen. Akan berdebat pada saat yang sama baik untuk teisme secara umum dan Kristen pada khususnya. 3. Metode kasus kumulatif (misalnya Paul D. Feinberg, Basil Mitchell, CS Lewis, C. Stephen Evans) Daripada mendekati tugas sebagai argumen logis formal, melihat kasus untuk Kristen sebagai lebih seperti singkat pengacara membuat dalam undang-undang pengadilan - argumen informal yang menggambar bersama bukti bahwa bersama-sama membuat kasus yang menarik dengan yang ada hipotesis lain yang dapat bersaing. 4. Metode prasuposisi (misalnya John M. Frame, Cornelius Van Til, Gordon Clark, Greg Bahnsen, Francis Schaeffer) Menekankan efek niskala dosa ke tingkat yang percaya dan tidak percaya tidak akan berbagi kesamaan cukup untuk tiga metode sebelumnya untuk mencapai tujuan mereka. Apologis harus mengandaikan kebenaran Kristen sebagai titik awal tepat untuk apologetik. Semua pengalaman ditafsirkan dan semua kebenaran yang dikenal melalui penyataan Kristen dalam Kitab Suci. 5. Metode epistemologi Reformed (misalnya Kelly James Clark, Alvin Platinga, Nicholas Wolterstorff, George Mavrodes, William Alston) Berpendapat bahwa orang percaya banyak hal tanpa bukti dan bahwa ini adalah masuk akal. Meskipun argumen positif dalam membela agama Kristen tidak selalu salah, kepercayaan pada Allah tidak membutuhkan dukungan bukti atau argumen rasional. Fokus, oleh karena itu, cenderung lebih pada apologetik negatif, membela terhadap tantangan dengan kepercayaan teistik.

Fungsi Apologetika

Kompetensi Dasar 3 Menganalisis Fungsi Apologetika Salah satu pokok yang digumuli dalam filsafat apologetika yakni: apakah apologetika mempunyai fungsi. Apa fungsi orang Kristen melakukan apologetika? Tentu jawabannya tidak sederhana, ia demikian kompleks karena ketika dipikirkan secara filsafat maka tujuan apologetika akan berkembang lebih kompleks. Tetapi paling tidak Apologetika umumnya dikatakan memiliki tiga fungsi, meskipun harus menyadari bahwa tidak semua apologis Kristen menerima bahwa semua fungsi itu valid (sebagian orang akan mengatakan bahwa kita tidak harus mencoba untuk membangun argumen positif bagi iman Kristen tetapi hanya fokus pada menyangkal tuduhan terhadap itu, ada pula pertanyaan, yaitu: seperti apa argumen harus digunakan dalam setiap fungsi apologetika. Walaupun belum ada persamaan persepsi tentang fungsi fungsi apologetika, paling tidak kita bagi apologetika dalam empat fungsi/tujuan. Walaupun seringkali masih diperdebatkan, akan tetapi keempat fungsi ini telah menjadi bagian penting dari apologetika, dan masing-masing fungsi tersebut memiliki pendukung-pendukung terkemuka di sepanjang sejarah gereja. 1. Apologetika berfungsi pembuktian. Apologetika dalam fungsinya sebagai pembuktian, hendak menyatakan bahwa orang Kristen perlu beargumen secara filosofis maupun ilmu pengetahuan dan sejarah untuk membela iman Kristiani. Tujuan dari fungsi ini adalah untuk membangun pandangan bahwa iman Kristiani adalah sebuah wawasan yang seharusnya diterima. Dengan kata lain, kita harus membandingkan secara jelas kesimpulan logis antara wawasan Kristiani dan wawasan-wawasan lainnya. Fungsi ini biasanya dikenal dengan argumen untuk kebenaran iman Kristen (pembenaran / bukti / apologetik positif) 2. Apologetika berfungsi/bertujuan pembelaan. Dalam Perjanjian Baru dan di awal Kekristenan, kata apologia dipakai dalam fungsi ini, membela iman Kristiani terhadap serangan-serangan yang dilancarkan oleh kepercayaan-kepercayaan yang lain. Termasuk di dalam fungsi ini adalah tugas memperjelas pandangan Kristiani terhadap kesalah pahaman yang ada; menjawab sanggahan, kritik, ataupun pertanyaan orang-orang non-Kristiani; dan menghancurkan kesulitan intelektual yang menghalangi orang untuk percaya kepada Kristus. 3. Apologetika berfungsi sanggahan terhadap kepercayaan lain. Fungsi ini berfokus menjawab pembelaan dari orang-orang non-Kristiani terhadap kepercayaan mereka. Rata-rata apologis setuju bahwa fungsi ini tidak dapat berdiri sendiri, karena keberhasilan membuktikan bahwa sebuah agama atau filosofi adalah salah, tidaklah serta merta membuktikan bahwa Kekristenan adalah benar. Akan tetapi, sanggahan adalah salah satu fungsi penting dari apologetika. 4. Apologetika berfungsi bujukan atau ajakan. Bukan sekedar meyakinkan orang bahwa Kekristenan adalah benar, akan tetapi lebih jauh lagi mengajak mereka untuk menerapkan kebenaran tersebut dalam hidup mereka. Fungsi ini bertujuan untuk membawa orang-orang non-Kristen untuk mengambil komitmen kepada Kristus. Ingatlah bahwa tujuan seorang apologis bukanlah hanya untuk memenangkan perdebatan, tetapi untuk mengajak orang menyerahkan hidup dan kekekalan mereka ke dalam tangan Anak Allah yang telah mati bagi mereka.

Teori Pelaksanaan Apologetika

Kompetensi Dasar 2 Mengidentifikasi Teori Pelaksanaan Apologetika Kristen Menurut John M. Frame dan Edgar C. Powell, Apologetika dapat dilakukan dalam tiga bagian, yaitu: 1. Apologetika sebagai pembuktian atau penunjukkan, dalam arti memaparkan dasar rasional bagi iman Kristen (IKor. 15:1-11); Frame mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya, ketiganya tidak berdiri sendiri. Kita tidak dapat melakukan yang satu tanpa melakukan yang lainnya. Selanjutnya Jhon M. Frame menjelaskan ketiga tahap pelaksanaan apologetika tersebut diatas dengan menyatakan bahwa apologetika sebagai pembuktian menjelaskan tentang upaya dan metode untuk menyampaikan satu dasar yang rasional bagi iman Kristen, dan upaya untuk membuktikan kebenaran kekristenan. Istilah lain yang dipakai oleh John M. Frame dalam menyebut apologetika sebagai pembuktian yaitu apologetika pembuktian sebagai apologetika defensif. Yesus dan para Rasul sering memberikan bukti kepada mereka yang mempunyai kesulitan untuk mempercayai kebenaran Injil (Yoh. 14:11; 20; 24:31). 18) Apologetika itu dimaksudkan untuk menghahdapi ketidakpercayaan yang ada di dalam diri orang percaya. Apologetika digunakan untuk menjelaskan eksistensi Allah dan kebenaran Injil, dan menyingkapkan kebenaran doktrin Alkitab dalam berbagai argumentasi 2. Apologetika sebagai pertahanan atau pembelaan, artinya menjawab sanggahan-sanggahan orang tidak percaya terhadap iman Kristen (Flp. 1:7, 16) Sedangkan apologetika sebagi pembelaan menurut Frame, yaitu bahwa apologetika sebagai pembelaan adalah sebuah upaya untuk menjawab keberatan-keberatan dari ketidakpercayaan. Misalnya sejumlah tulisan Paulus yang menekankan apologetika sebagai suatu pembelaan. Apologetika semacam ini menekankan perihal apa yang dikatakan Alkitab tentang berbagai peristiwa dalam perspektif Alkitab. Apologetika juga dapat dipahami sebagai penyerangan yaitu apologetika sebagai penyerangan digunakan untuk menyerang kebodohan dari (akibat dari) pikiran yang tidak percaya. (Maz. 14: 1 ; 1 Kor. 1:18 -2:16). 22) John M. Frame menyebut aspek apologetika ini sebagai apologetika Ofensif. Apologetika ofensif itu tidak hanya digunakan hanya sebagai pemberian jawab saja, tetapi juga bermakna satu serangan terhadap kepalsuan yang menyesatkan (2 Kor. 10:15). Hal ini penting, sebab sebuah kebodohan memang hams diserang, tetapi sebuah penyerangan yang arif dan bijak melalui sebuah argumentasi yang medidik. Pemikiran non Kristen adalah sebuah kebodohan, jadi tugas seorang apologis adalah untuk menyingkapkan kebodohan tersebut, seperti penyembahan berhala, ateisme. relativisme, humanisme, dan isme-isme yang lain. Apologetika menjelaskan tentang pembelaan atau memberi jawab terhadap satu doktrin, baik kritikan yang muncul dari dalam atau pun dari luar kekristenan. 3. Apologetika sebagai Penyingkapan, yaitu menyingkapan kesalahan atau kesalah-pahaman dari pemikiran atau pemahaman orang tidak percaya terhadap kekristenan (Mzm. 14:1, IKor. 1:18-2:16).